Kamis, 03 April 2014

Pemenuh kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial

BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia sebagai makluk sosial memiliki dorongan untuk berinteraksi dan hidup bersama dengan orang lain serta tidak dapat melepaskan diri dari   pengaruh orang lain di lingkungan sekitar.
Manusia dengan menggunakan daya pikirnya berupaya agar dapat memenuhi kebutuhan pokok tentu membutuhkan bantuan orang lain. Untuk menjalin hubungan satu sama lain membutuhkan aktivitas komunikasi. Manusia memiliki naluri ( instinct ) untuk hidup berteman dan hidup bersama dengan orang lain secara gotong royong. Insting atau naluri adalah sesuatu yang sejak lahir, yang diperoleh bukan memalui proses belajar. Setiap manusia memiliki kebutuhan fisik maupun non fisik yang sulit dipenuhi bila seorang diri. Manusia perlu makan, minum, tempat tinggal, berkeluarga dan bergerak secara aman. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan seperti itu, manusia mengadakan hubungan dan kerjasama dengan orang lain dengan cara mengorganisir bermacam-macam kelompok dan asosiasi.
Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya berbeda dengan makhluk lain, karena untuk mempertahankan hidupnya manusia dibekali cipta, rasa, dan karsa. Manusia dalam proses pemenuhan kebutuhan pasti akan menghadapi banyak hambatan yang harus dihadapi. Manusia menggunakan akal dan nalurinya dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

B.        Rumusan Masalah        
1.     Apa saja kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial?
2.     Apa saja hambatan yang dihadapi manusia dalam proses pemenuhan kebutuhan sebagai makhluk sosial?
3.     Bagaimana cara manusia memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk sosial?

C.       Tujuan
1.     Untuk memenuhi tugas mata kuliah konsep dasar IPS semester   1 tahun akademik 2013/2014.
2.     Untuk mengetahui apa saja kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial.
3.     Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi manusia dalam proses pemenuhan kebutuhan sebagai makhluk sosial.
4.     Untuk mengetahui cara manusia dalam memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk sosial.

D.       Manfaat
1.     Bagi peneliti
Mengetahui hubungan antara kebutuhan manusia dengan kehidupan sosialnya.
2.       Bagi masyarakat
Sebagai acuan dalam proses pemenuhan kebutuhan di tengah-tengah kehidupan sosial.














BAB II
PEMBAHASAN


A.     Ulasan S osiologi
1.       Pengertian
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul " Cours De Philosophie Positive "karangan August Comte (1798-1857). Meskipun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat .           
Masyarakat  adalah sekelompok individu yang memiliki hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya   . Sebagai sebuah ilmu , sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.  

Pengertian Sosiologi menurut beberapa ahli:
Auguste Comte
Sosiologi adalah suatu disiplin ilmu yang bersifat positif yaitu mempelajari gejala-gejala dalam masyarakat yang didasarkan pada pemikiran yang bersifat rasional dan ilmiah.
Emile Durkheim
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.

Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
Soejono Sukamto
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
Menurut kami Sosiologi adalah suatu disiplin ilmu yang menempatkan masyarakat sebagai obyek pembahasannya, yang merupakan studi ilmiah tentang perilaku sosial manusia dan organisasi, asal-usulnya, lembaga dan konstruksi yang menggunakan bermacam metode penelitian empiris dan analisis kritis untuk menambah pengetahuan tentang kegiatan sosial manusia dengan tujuan untuk mengadakan penelitian, yang bisa diterapkan secara langsung pada kebijakan sosial dan kesejahteraan.
2.     Objek Sosiologi
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan memiliki beberapa objek.
a.          Obyek material
Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.
b.         Obyek formal
Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
c.          Obyek budaya
Obyek budaya salah satu faktor yang dapat memengaruhi hubungan satu dengan yang lain. 
                                                                                                                                                                                                          
d.         Objek Agama
Pengaruh dari objek dari agama ini dapat menjadi pemicu dalam hubungan sosial masyarakat, dan banyak juga hal-hal ataupun dampak yang memengaruhi hubungan manusia.

3.     Metode Sosiologi
a.          Metode Kualitatif
Metode Kualitatif adalah metode analisis yang memakai bahan / data / informasi yang sulit diukur dengan angka / ukuran eksak, tetapi lebih bersifat deskriptif. Macam-macam metode kualitatif:                 
1)    Metode Historis
Adalah metode pengamatan yang menganalisis peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.
2)    Metode Komparatif
Adalah metode pengamatan dengan cara membandingkan antara berbagai masyarakat dan bidangnya untuk mendapatkan persamaan dan perbedaan sebagai indikator dalam suatu masyarakat                             
3)    Metode Komparatif
Merupakan metode analisis yang memfokuskan diri untuk mempelajari sedalam-dalamnya salah satu gejala nyata (kasus ) dalam kehidupan masyarakat.
4)    Metode Eksperimen
Merupakan suatu cara untuk mengetahui pengaruh perubahan pola kehidupan masyarakat melalui percobaan-percoba an pada kelompok sosial tertentu dan kelompok lain sebagai operator.



5)    Metode Filosofis
Mengatasi masalah sosial melalui perenungan dan pemikiran   yang mendalam, terarah, dan mendasar yang bertumpu pada akar budaya masyarakat.

b.    Metode Kuantitatif
Metode analisis yang memakai angka / ukuran eksak, melalui pengolahan data, dan pengorganisasian data. Data berupa angka dan mudah diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori.

B.        Pengertian Kebutuhan
Kebutuhan adalah segala sesuatu yang muncul secara naluriah dan sangat diperlukan oleh manusia untuk mempertahankan hidup. Untuk dapat bertahan hidup, manusia harus memenuhi segala macam kebutuhannya. Kebutuhan manusia dapat berupa barang dan jasa. Barang adalah sesuatu yang berwujud seperti makan, minum, pakaian, perumahan. Adapun jasa adalah sesuatu yang tidak berwujud seperti pendidikan, kesehatan, hiburan, dan rekreasi.
Menurut sifatnya kebutuhan dibagi menjadi dua macam, yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani atau badaniah adalah kebutuhan yang dirasakan oleh unsur jasmani manusia terhadap barang dan jasa. Unsur jasmani terhadap barang, misalnya pada saat kita lapar dan haus kita butuh makan dan minum, disaat udara dingin kita membutuhkan baju hangat, serta kita perlu berolahraga agar tubuh kita sehat. Unsur jasmani terhadap jasa misalnya, menonton film, liburan atau bertamasya. Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang berkenaan dengan rohani. Misalnya, jika seseorang dalam keadaan stress (tekanan jiwa berat) itu butuh psikiater atau psikolog. Untuk menentramkan jiwa dan rohani manusia butuh beribadah menurut keyakinan agamanya masing-masing.


C.       Kebutuhan Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk hidup, secara sadar atau tidak sadar akan membutuhkan orang lain. Tidak ada satu pun manusia yang dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan sesama manusia tersebut memiliki maksud dan tujuan tertentu. Sejak anak lahir ia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan makanan dan minuman. Bayi yang lapar atau haus akan langsung menangis. Bayi tersebut membutuhkan pertolongan ibunya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ketika ia berusaha dua bulan hubungan dengan ibunya sudah mulai berlangsung secara psikis ia membalas senyuman ibunya secara tersenyum pula. Ketika ia berusia empat tahun mulai bergaul dengan teman-teman sebayanya, ia tidak saja menerima kontak sosial, akan tetapi memberikan pula kontak sosial. Ia mulai mengerti bahwa didalam kelompok sepermainannya ada peraturan tertentu, norma-norma sosial yang hendaknya dipatuhi dengan rela guna dapat melanjutkan hubungannya dengan kelompok.
Ketika ia bergaul dengan kelompok di samping ia mengikuti norma yang ada, juga ia ikut membentuk norma-norma pergaulan dalam kelompoknya, misalnya sering kita dengar ungkapan ketika anak-anak sedang bermain "hei .. kamu jangan curang!" Ia mulai mengakui bahwa ia memiliki peran dalam kelompoknya yang merupakan hubungan timbal balik dengan anggota kelompoknya. Ia juga mulai belajar bagaiman beradaptasi dengan sesama teman sepermainannya, bahkan ia mulai belajar mengesampingkan keinginan-keinginan individualnya demi keutuhan dan kebutuhan kelompoknya.
Dari proses itu, kita dapat mengatakan bahwa manusia dengan ketidakberdayaan ketika lahir sampai menjadi dewasa secara naluriah manusia tidap dapat hidup menyendiri sehingga memerlukan bantuan orang lain. Manusia sejak lahir dipelihara dan dibesarkan dalam suatu oraganisasi (kelompok) terkecil yang disebut keuarga. Keluarga itu terbentuk karena adanya pergaulan antara anggota keluarga sehingga dapat dikatakan bahwa berkeluarga merupakan kebutuhan manusia, dlaam hal ini esensinya manusia membutuhkan orang lain atau berkelompok.
Dapat dibayangkan bagaimna jika manusia hidup menyendiri karena manusia itu lahir, tumbuh dan berkembang selanjutnya mencapai puncak optimal, tua, jompo, dan akhirnya mati. Seandainya manusia hidup seorang diri, tanpa teman disekelilingnya maka selesailah riwayat kehidupan manusia, tidak ada riwayat dan sejarah. Tuhan telah menciptakan Adam diturunkan ke dunia ini tidak seorang diri, akan tetapi ditemani oleh Hawa, dengan diberi umur panjang dan diberi keturunan. Serta diberi tugas untuk mengabdi kepada Tuhan dan berhubungan dengan sesama manusia.
Manusia tidak mungkin hidup tanpa bantuan orang lain dan selanjutnya dengan menggunakan daya pikirnya manusia berupaya bagaimana agar dapat memenuhi kebutuhan pokok, tentu membutuhkan bantuan orang lain. Untuk menjalin hubungan satu sama lain membutuhkan aktivitas komunikasi. Oleh karena kecendurungan manusia berkeinginan untuk hidup serasi sebagai timbal balik satu sama lain karena manusia memiliki dua keinginan, yaitu berkeinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya, dan berkeinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
Untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua lingkungan tersebut, manusia menggunakan pikiran, perasaan, dan kehendaknya. Dalam menghadapi alam sekelilingnya seperti udara yang dingin, alam yang kejam maka manusia membuat rumah dan pakaian. Manusia harus makan agar badannya tetap sehat, mereka mngembil makanan sebagai hasil alam sekitarnya dengan menggunakan akalnya.
Dalam konteks sosial manusia merupakan anggota suatu kelompok. Timbulnya kelompok-kelompok itu karena sifat manusia, disatu sisi memiliki kesamaan kepentingan dengan orang lain dan disisi lain memiliki perbedaan kepentingan. Jadi, satu pihak ia ingin bekerja sama, di pihak lain ia cenderung untuk bersaing dengan sesama manusia. Manusia memiliki naluri (instinct) untuk hidup berteman dan hidup bersama dengan orang lain (Homo Socialis). Setiap manusia memiliki kebutuhan fisik maupun non fisik yang sulit dipenuhi seorang diri. Manusia perlu makan, minum, berkeluarga dan bergerak secara aman. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan seperti itu manusia berhubungan dan bekerja sama dengan orang lain dengan cara mengorganisir bermacam-macam kelompok dan asosiasi. Ada kelompok-kelompok lainnya yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan manusia, misalnya, koperasi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, perkumpulan keagamaan untuk memenuhi kebutuhan spiritual, perkumpulan pendidikan untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan. Dalam bentuk yang lebih besar manusia hidup bersama dlam masyarakat yang berbaur dengan berbagai perbedaan kebutuhan.

D.       Hambatan Yang Dihadapi Manusia Dalam Proses Pemenuhan Kebutuhan Sebagai Makhluk Sosial
Manusia memiliki dua peran yang harus dilakoni dalam kehidupan ini, yaitu manusia sebagai makhluk individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai seorang individu manusia memiliki sifat egois, ambisius dan tidak pernah puas. Sedangkan dalam peranannya sebagai makhluk sosial mereka dituntut untuk bisa berbagi dan saling tolong menolong.
Kedua hal tersebutlah yang menurut kami dapat menimbulkan berbagai macam masalah dalam kehidupan. Karena pada dasarnya manusia memiliki sikap, sifat, karakter dan cara berpikir yang dapat menyebabkan cara pandang yang berbeda-beda pada masing-masing individu. Ketika semua perbedaan tersebut melebur menjadi satu, kemungkinan besar akan menimbulkan masalah karena manusia sebagai makhluk individu tadi memiliki sifat egois dan ambisius. Masalah akan muncul ketika dalam proses bersosialisasi manusia mementingkan ego masing-masing tanpa adanya sikap toleransi antar individu. Sehingga dalam proses interaksi sebagai makhluk sosial itu terkadang manusia mengalami berbagai hambatan, dan hambatan itu terkadang dapat menyebabkan konflik diantara sesama manusia. Sebagai makhluk yang saling berinteraksi tentunya dalam interaksi tersebut akan terjadi diskusi-diskusi yang menuntut setiap orang untuk mengemukakan pendapatnya masing-masing. Pada saat setiap orang itu mengemukakan pendapatnya dan ketika pendapatnya tidak sesuai dengan pemikiran yang lainnya, bisa dipastikan dalam diskusi tersebut akan terjadi percecokkan atau perkelahian. Perbedaan-perbedaan lainnya juga dapat memicu terjadinya konflik antarmanusia, karena ada beberapa orang yang memiliki sifat tidak bisa memahami bahwa penting bagi setiap orang untuk menghargai setiap perbedaan yang ada di sekitarnya. Keegoisan individu-lah yang terkadang menjadi penghambat manusia untuk melakukan interaksi antarmanusia sebagai makhluk sosial.

E.        Cara Manusia memenuhi kebutuhannya
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia tidak ada batasnya, terpenuhi yang satu masih perlu yang lainnya, tercukupi yang ini masih butuh yang itu. Kebutuhan primer tercukupi, ada kebutuhan sekunder. Kebutuhan sekunder terpenuhi, ada kebutuhan tersier. Kebutuhan atau nafsu ekonomi manusia itu akan terus berkembang. Sedangkan yang ada disekitar kita, atau diantara kita, kebutuhan primer saja sulit dipenuhi, dan sulit didapat. Dalam pemenuhan kebutuhannya sebagai makhluk sosial, manusia melakukan berbagai kegiatan berinteraksi dengan sesama manusia dan lingkungannya. Hal itu dilakukan untuk   mempertahankan hidupnya dan berkembang. Mungkin saja ada orang yang dapat mencari makanannya sendiri, membuat pakaiannya sendiri, bahkan membuat rumahnya sendiri. Namun bukan berarti dia tidak membutuhkan orang lain, oleh sebab itu setiap manusia dipastikan membutuhkan orang lain untuk membantu memenuhi kebutuhannya.
Sebagai makhluk sosial, manusia berusaha memenuhi kebutuhannya termasuk kebutuhan sosialnya. Kehidupan sosial manusia cukup beragam, misalnya kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain, kebutuhan keamanan, kebutuhan pendidikan, dan kebutuhan kesehatan. Sebagai makhluk sosial, manusia pun berusaha memenuhi kebutuhan sosialnya. Kebutuhan sosial tersebut antara lain mengadakan kegiatan bersama. Kegiatan bersama ini bertujuan untuk membangun komunikasi timbal balik yang saling menguntungkan. Salah satu contoh kegiatan bersama ialah gotong royong membersihkan lingkungan. Dalam kegiatan bergotong royong yang diadakan secara rutin misalnya satu bulan sekali warga dapat bertemu dengan warga lainnya membicarakan keamanan lingkungan, kesempatan kerja bagi anggota warganya yang belum memiliki pekerjaan, dan sebagainya. Manusia hidup ditengah-tengah masyarakat. Dengan demikian manusia harus memperhatikan nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Nilai dan norma inilah yang menjaga keteraturan hubungan dalam masyarakat. Untuk itu, manusia membutuhkan lembaga yang mengatur kegiatan-kegiatan sosial manusia, misalnya kantor urusan agama tempat melangsungkan pernikahan juga hukum perkawinan.
Kebutuhan sosial lainnya adalah pendidikan. Pendidikan akan membuka wawasan seseorang. Proses pendidikan turut membantu membentuk kepribadian. Dengan demikian, proses pendidikan juga membantu dalam meningkatkan moral seseorang. Sebagai makhluk sosial yang bermoral, manusia harus berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Misalnya para pendidik akan mengajarkan bahwa dengan menjalankan ajaran agama dengan benar kita akan terhindar dari penyakit sosial yang ada di masyarakat







BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia sebagai makluk sosial memiliki dorongan untuk berinteraksi dan hidup bersama dengan orang lain serta tidak dapat melepaskan diri dari   pengaruh orang lain di lingkungan sekitar.
Manusia sebagai makhluk hidup, secara sadar atau tidak sadar akan membutuhkan orang lain. Tidak ada satu pun manusia yang dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan sesama manusia tersebut memiliki maksud dan tujuan tertentu.
Dalam pemenuhan kebutuhannya sebagai makhluk sosial, manusia melakukan berbagai kegiatan berinteraksi dengan sesama manusia dan lingkungannya. Hal itu dilakukan untuk   mempertahankan hidupnya dan berkembang.

B.        Saran
Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan saling membutuhkan, sebaiknya manusia dapat menurunkan ego masing-masing dan menyadari bahwa hidup sebagai makhluk sosial itu harus saling menghargai satu sama lain. Dengan adanya sikap saling menghargai dan dapat menurunkan ego masing-masing tersebut manusia dapat berinteraksi dengan siapapun tanpa adanya hambatan di dalam interaksi tersebut.



DAFTAR PUSTAKA

HM Arifin Noor. 1997. Ilmu Sosial Dasar . Bandung: cu. Pustaka Setia
Udin S. Winataputra, dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran PKn SD . Jakarta: Universitas Terbuka
Widjajanta, B. Dan Aristanti Widyaningsih. 2009. Mengasah Kemampuan Ekonomi   1: Untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial . Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
http://setya-wa2n.blogspot.com/ diakses pada 17 September 2013 18.30 WIB

               







Tidak ada komentar:

Posting Komentar