Kamis, 03 April 2014

Contoh makalah konsep dasar bahasa indonesia

Nihh, bagi temen-temen yang lagi cari materi Konsep dasar B. Indonesia....

BAB  II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT  BAHASA
Hakikat bahasa yang pertama berhubungan dengan wujud bahasa dan kedua yang berkaitan dengan fungsi bahasa. Dilihatdari wujudnya, bahasa adalah sistem lambang bunyi atau sistem simbol lisan yang bersifat arbriter. Dilihat dari fungsinya, bahasa adalah sebagai identitas bangsa, sebagai bahasa persatuan Republik Indonesia, sebagai kebanggaan nasional, sebagai alat untuk menjalankan administrasi negara Republik Indonesia, sebagai alat komunikasi bangsa Indonesia, dan sebagai alat pengembangan kebudayaan bangsa.
Hakikat bahasa adalah suatu konsep yang mendasar tentang bahasa, ada banyak makna dari hakikat bahasa seperti:
1.    Bahasa adalah bunyi
Menurut Kridaklaksana (1983:27) bunyi adalah pesan dari pusat saraf sebagai akibat dari gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara. Oleh karena itu, banyak ahli menyatakan bahwa yang disebut bahasa itu adalah yang sifatnya primer.
Contohnya: bunyi teriakan, bersin, batuk, dan lain-lain.
2.    Bahasa itu bermakna
Bahasa sebagai suatu hal yang bermakna dan berkaitan erat dengan sistem lambang bunyi.
Contohnya: kuda = berkaki empat binatang peliharaan sebagai alat transportasi.
3.    Bahasa adalah lambang
            Bahasa sebagai lambang artinya memiliki simbol untuk menyampaikan pesan kepada lawan tutur. Ia berfungsi untuk menegaskan bahasa yang hendak disampaikan.
Contohnya: bendera merah putih,
        merah = berani
        putih = suci
4.    Bahasa itu bersistem
            Sebagai sebuah sistem, bahasa memiliki konsep sistematis dan sistemik. Sistematis dapat diartikan bahwa bahasa itu tersusun menurut suatu pola yang selalu berkaitan, tidak tersusun acak. Sistemik maksudnya bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi juga terdiri atas sub-sub sistem atau sistem bawahan. Dengan demikian, sebagai sebuah sistem, bahasa berfungsi untuk memilah kajian morfologi, fonologi, sintaksi, dan semantik.
5.    Bahasa itu arbitrer
            Arbitrer dapat diartikan sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, mana suka. Arbitrer diartikan pula dengan tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut. Hal ini berfungsi untuk memudahkan orang dalam melakukan tindakan kebahasaan.
Contohnya: kuda yang disebut oleh orang
6.    Bahasa itu konvensional
            Bahasa merupakan hasil kesepakatan bersama. Hal inilah yang kemudian memunculkan aturan-aturan dalam ketatabahasaan.
Contohnya: semua masyarakat Jawa menyebut pesawat dengan sebutan kapal terbang
7.    Bahasa itu unik
            Bahasa dikatakan memiliki sifat yang unik karena setiap bahasa memiliki ciri khas sendiri yang dimungkinkan tidak dimiliki oleh bahasa yang lain.
Contohnya: bahasa sunda berbeda dengan bahsa Jawa
8.    Bahasa itu bersifat universal
            Keuniversalan bahasa dapat dibuktikan dengan adanya sifat dan ciri-ciri sama yang dimiliki oleh bahasa-bahasa di dunia. Persamaan itu berupa kepemilikan bunyi vokal dan konsonan, kegramatikalan bahasa, dan kepemilikan fungsi pada kalimat. 
Contohnya: I love you dengan aishiteru
9.    Bahasa itu bervariasi
            Variasi bahasa dapat terjadi secara idiolek, dialek, kronolek, sosiolek, dan fungsional.
Contohnya: pedagang sate Madura dengan pedagang sate Banjar menyebutkan kata satenya berbeda. Pedagang Madura (te-satte) sedangkan pedagang Banjar (sate)
10.    Bahasa itu dinamis
            Bahasa itu tidak statis, tetapi akan terus berubah mengikuti kebutuhan dan tuntutan pemakai bahasa.
Contohnya: download dan upload berubah menjadi unduh dan unggah
11. Bahasa itu produktif
            Bahasa selalu menghasilkan sesuatu. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan antara unsur dan daya pemakaiannya.
Contohnya: galau, alay, lebay
12. Bahasa itu manusiawi
            Bahasa yang manusiawi adalah bahasa yang lahir alami oleh manusia sebagai penutur bahasa dimaksud. Hal inidikarenakan pada binatang belum tentu ada bahasa meskipun binatang dapat berkomunikasi.


B.  KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia meruapkan bahasa yang terpenting di negara kita. Pentingnya peranan bahasa Indonesia antara lain bersumber pada ikrar ke-3 Sumpah Pemuda 1928 dan pasal 36 UUD 1945. Disamping itu ada beberapa alasan yang ikut mengangkat derajatnya. Hal ini akan dilihat dari jumlah penutur, luas penyebaran,dan peranannya sebagai sarana ilmu, susastra, dan ungkapan budaya lain yang dianggap bernilai.
Bila dihitung, jumlah penutur bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa pertama maupun bahasa kedua, menduduki peringkat teratas. Pertambahan jumlah penutur ini akan terus membesar yang disebabkan oleh arus urbanisasi, perkawinan antar suku semakin besarnya warga negara asing yang tidak lagi merasa perlu menguasai bahasa leluhurnya, dan “keputusan” orang tua masa kini, dari berbagai latar budaya yang ingin menjadikan anaknya penutur asli bahasa Indonesia.
Luas penyebaran bahasa Indonesia, dibanding dengan bahasa-bahasa Nusantara, juga menduduki kelas teratas. Ia dipakai sebagai bahasa setempat di pantai timur Sumatra, Riau, Bangka, daerah pantai Kalimantan. Sebagai jenis kreol, bahasa ini dipakai di Manado, Ternate, Ambon, Banda, Larantuka, dan Kupang. Bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua dipakai dari Sabang sampai Merauke. Malahan, meskipun di kalangan terbatas, ia dipakai dan dipelajari di Australia, Filipina, Jepang, Korea, Rusia, India, Ceko, Jerman, Prancis, Nerlandia, Inggris, Amerika, sebagai bahasa asing. Ini masih ditambah lagi oleh bahasa Malaysia, bahasa Melayu di Singapura dan Brunei, yang bila ditinjau dari sudut linguistik merupakan bahasa yang sama.
Ditinjau dari segi peranannya, bahasa Indonesia bukan saja sebagai bahasa susastra-seperti halnya bahasa Jawa, Sunda, Bali, dan Minangkabau-tetapi lebih dari itu ia berperan sebagai sarana utama, disamping bahasa asing di bidang ilmu, teknologi, dan peradaban modern manusia Indonesia. Ini bisa kita saksikan dengan mudah dewasa ini.

C.FUNGSI BAHASA
Fungsi umum :
1. tujuan linguistik :
    dimana manusia mempelajari tentang teori kebahasaan dengan tujuan praktis
2. tujuan praktis : untuk mengadakan komunikasi antar masyarakat dan menjaga                    keharmonisan dalam pergaulan sehari-hari
3. Sebagai kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, di luar pengetahuan           kebahasaan.
4. tujuan artistik : dimana manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan seindah- indahnya untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya
5. tujuan filologi : untuk mempelajari naskah-naskah kuno, misal sejarah manusia
6. bahasa merupakan penjelmaan yang nyata dari suatu kebudayaan yang dimiliki oleh suatu                                                                                            bangsa
7.  untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah manusia, selama kebudayaan dan adat-istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri (tujuan filologis).
Fungsi khusus :
1. sebagai identitas bangsa
2. sebagai bahasa persatuan Republik Indonesia
3. sebagai kebanggaan nasional
4. sebagai alat untuk menjalankan administrasi negara Republik Indonesia
5. sebagai alat komunikasi bangsa indonesia
6. sebagai alat pengembangan kebudayaan bangsa

A.    SIFAT-SIFAT BAHASA

  1. Sistematik
Bahasa memiliki tiga sistem besar yang juga merupakan bagian inti dari sebuah bahasa, yaitu:
       Sistem bunyi
      Sistem makna
      Sistem bentuk
  1. Arbiter
Yang dimaksud dengan arbiter adalah tidak adanya aturan secara khusus, hanya kesepakatan sebuah konvensi.
  1. Vokal
Hakikat bahasa yang sebenarnya adalah bunyi yang dihasilkan dari artikulator (alat ucap), sehingga bahasayang sebenarnya adalah bahasa lisan.
  1. Simbol
       Bahasa sebagai simbol dapat di gunakan secara singkat dan efisien, Simbol atau lambang tersebut pada umumnya memiliki arti tersendiri, menggambarkan apa yang dilambangkan.
  1. Mengacu Pada Dirinya Sendiri
            Bahasa manusia dapat digunakan untuk menyebutkan,menjelaskan atau mendeskripsikan bahasa itu sendiri.Hal ini tidak berlaku pada bahasa binatang,bahasa binatang tidak dapat digunakan untuk menganalisis bahasa mereka sendiri.
      6.Komunikasi
            Fungsi utama bahasa adalah sebagai sarana komunikasi yang memungkinkan manusia dapat saling berinteraksi.
     7.Dinamis
            Bahasa bersifat dinamis,terus-menerus mengalami perubahan dan perkembangan.Sifat dinamis bahasa perlu dilakukan oleh bahasa itu sendiri agar dapat menyesuaikan pada zaman,sehingga tidak ditinggalkan zaman atau mati.
8.Produktif
            Dengan unsur –unsur yang jumlahnya terbatas mampu dibuat bahasa yang jumlahnya tak terbatas
9.Bermakna
            Bahasa memiliki makna,sesuai dengan fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi.
10.Universal
            Dapat diterima atau digunakan secara umum atau orang banyak.

B.     FUNGSI BAHASA NASIONAL

1. bahasa Indonesia sebagai identitas Nasional, dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam bulir-bulir Sumpah Pemuda yang bunyinya sebagai berikut:
“Kami poetra dan  poetri Indonesia mengakoe bertumpah darah satu, tanah air Indonesia. Kami potra dan  poetri Indonesia mengaku berbangsa satoe, bangsa Indonesia. Kami potra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.”
2. bahasa Indonesia sebagai kebanggaan bangsa, dibuktikan dengan masih digunakannya bahasa Indonesia sampai sekarang ini. Berbeda dengan negara-negara lain yang terjajah, mereka harus belajar dan menggunakan bahasa persemakmuran. Contohnya India, Malaysia dll yang harus menggunakan bahasa Inggris 
3. bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam berbagai macam media komunikasi. Misalnya: buku, koran, acara pertelevisian, siaran radio, website, dll. Karena Indonesia adalah negara yang memiliki beragam bahasa dan budaya, maka harus ada bahasa pemersatu diantara semua itu. Hal ini juga berkaitan dengan kedudukan keempat dari kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional sebagai alat pemersatu bangsa yang berbeda suku, agama, ras, adat istiadat dan budaya
4. bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa yang berbeda suku, agama, ras, adat istiadat dan budaya.

C.     PEMEROLEHAN BAHASA
Pegertian perkembangan bahasa dan pemerolehan bahasa tidak mudah dibedakan secara tegas hal ini mengingat bahwa dalam proses perkembangan bahasa yang sifatnya alami itu sebenarnya anak memperoleh bimbingan dari lingkungan sosialnya. Biasanya tekanan pemerolehan bahasa adalah pada sifat normal bimbingan yang diterima oleh anak. Bimbingan formal ini biasanya diartikan pembelajaran di sekolah.
Pada bagian ini yang dimaksudkan dengan pemerolehan bahasa adalah bahasa Indonesia yang bagi kebanyakan anak Indonesia merupakan bahasa kedua. Dengan demikian pembicaraan difokuskan pada pemerolehan bahasa kedua yang diajarkan di sekolah.
Beberapa pakar menyatakan bahwa perkembangan bahasa kedua anak yang diperoleh dari pembelajaran tidak berbeda secara signifikan (berarti) dengan yang diperoleh secara alami. Baik pemerolehan bahasa lewat pembelajaran maupun yang secara alami memiliki proses dan urutan yang sama. Selanjutnya beberapa penulis tentang pengajaran bahasa telah menganjurkan agar diupayakan pengalaman belajar bahasa yang alami disekolah, dan menghilangkan penilaian structural, yang difokuskan dalam pembetulan kesalahan bentuk bahasa (Freeman dan Long, 1991:299).
1.      Pengaruh Pembelajaran pada Urutan Pemerolehan Bahasa
Hasil penelitian terhadap murid-murid Italia berumur antara 7-9 tahun yang belajar bahasa Jerman menunjukkan bahwa para murid hanya dapat belajar dari pembelajaran bahas kedua jika mereka “siap” secara psikolinguistik. Demekian juga hasil penelitian-penelitian terhadap pembelajar bahasa Inggris sebagai bahas kedua (Prinemann, 1984;Lightborn, 1983;lewat Freeman dan Long, 1991).
Apabila kita menganalogikan hasil penelitian tersebut dengan pembelajaran bahas Indonesia sebagai bahasa kedua, maka untuk belajar bahasa Indonesia dengan baik, anak-anak hedaknya juga memiliki kesiapan psikolinguistik. Untuk dapat memeliki kesiapan psikolinguistik, anak-anak hendaknya memperoleh kesempatan untuk paling tidak mendengar penggunaan bahasa Indonesia di lingkungan keluarganya. Lebih baik lagi kalau di lingkungan keluarganya tersedia koran, majalah, dan buku-buku dalam bahasa Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan anak.
2.      Pengaruh Pembelajaran pada Proses Pemerolehan Bahasa
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wode (1981), Felix (1981), dan Felix dan Simmet (1981) menunjukkan bahwa ada kesamaan yang terjadi secara alami. Penelitian lain yang hasilnya memberikan sugesti dengan dorongan guru-guru ialah yang dilaksanakan oleh Pica (1982).
Pica membedakan 3 konteks pemerolehan bahasa yaitu: alami, konteks pembelajaran, dan campuran. Yang terakhir ini ialah kelompok yang memperoleh pembelajaran bahasa kedua di kelas yang juga secara alami berhadapan dengan lingkungan yang menggunakan bahasa kedua yang dipelajari. Hasilnya mendukung hasil penelitian sebelumnya, yakni menunjukkan adanya korelasi ynag tinggi antar nilai membuat urutan morfem oleh pembelajar bahasa kedua dalam ketiga konteks tersebut. Disamping persamaan tersebut juga pada perbedaan presentase skor ynag diperoleh oleh setiap kelompok, misalnya dalam membuat bentuk jamak dengan penambahan s (dalam bahasa Inggris), kelompok pembelajar yang hanya belajar bahasa kedua disekolah memperoleh skor 19%, satu peringkat lebih tinggi dari kelompok campuran, dan dua peringakat lebih tinggi dari kelompok yang memperoleh bahasa kedua secara alami. Pica menyimpulkan bahwa pembelajaran bahasa kedua disekolah mempunyai pengaruh yang terbesar dalam pemerolehan bahasa (Freeman dan Long,1991:309).
Manfaat yang dapat ditarik dari hasil penelitian tersebut dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, khususnya anak-anak di kelas rendah sekolah dasar ialah bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah tentu juga mempunyai pengaruh yang paling besar dalam pemerolehan bahas Indonesia. Oleh karena itu, kondisi yang sebaik-baiknya perlu diupayakan agar anak-anak memperoleh pengalaman berbahsa sebanyak-banyaknya dengan memperhatikan kaidah bahasa yang berlaku.
3.      Pengaruh Pembelajaran pada Kecepatan Pemerolehan Bahasa
Long (1983) lewat Freeman dan Long (1991) mengaji sebelas hasil penelitian tentang pencapaian bahasa kedua, yang mengguankan tiga kelompok belajar yaitu yang memperoleh pembelajaran saja, yang memperoleh pembelajaran dan juga berada dalam lingkungan yang menggunakan bahasa yang dipelajari, dan yang memperoleh bahasa secara alami tanpa pembelajaran di sekolah. Ia mememukan enam penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang menerima pembelajaran bahasa di sekolah mengalmi perkembangan pemerolehan bahasa lebih cepat.

Bahasa Indonesia dalam pemerolehan bahasa anak :
a. bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama, karena bahasa Indonesialah yang pertama dikenal dan dikuasai anak sebagai sarana komunikasi verbalnya sejak bayi. Hal ini dapat disebabkan oleh hal-hal berikut :
1.      Perkawinan antar penutur bahasa yang berbeda. Masing-masing pihak tidak memahami bahasa daerah pasangannya.
2.      Perkawinan antar penutur bahasa daerah yang sama dengan situasi berikut ini:
i.        Lingkungan sosial sekitar keluarga menggunakan bahasa Indonesia sebagai media komunikasinya
ii.      Lingkungan masyarakat sekitar menggunakan bahasa daerah yang tidak dikuasai oleh keluarga itu (mungkin keluarga pendatang)
iii.    Lingkungan menggunakan bahasa daerah yang sama dengan bahasa keluarga itu, tetapi karena pertimbangan praktis tertentu maka bahasa yang digunakan dalam keluarga adalah bahasa Indonesia.
3.      Perkawinan antar penutur yang hanya menguasai bahasa Indonesia
b. bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Pada dasarnya dapat terjadi dalam dua cara, yaitu secara serempak dan berurutan. Pemerolehan serempak dua bahasa terjadi pada anak yang dibesarkan dalam masyarakat bilingual atau multilangual. Anak mengenal, mempelajari dan menguasai kedua bahasa secara bersamaan. Pemerolehan berurut dua bahasa terjadi bila anak menguasai dua bahasa dalam rentang waktu yang relatif  berjauhan, perolehan bahasa kedua sama dengan belajar bahasa.

BAB. III  PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan pada pembahasan di atas maka kesimpulan yang dapat dipaparkan pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Hakikat bahasa yaitu yang pertama berhubungan dengan wujud bahasa dan yang kedua berkaitan dengan fungsi bahasa.
2.      Fungai bahasa dalam kehidupan adalah sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan informasi.
3.      Sifat-sifat bahasa yaitu sistematik, arbiter, vokal, symbol, mengacu pada dirinya sendiri, dinamis, komunikasi, produktif, bermakna dan universal.
4.      Fungsi dari bahasa nasional adalah bahasa Indonesia sebagai identitas nasional, bahasa Indonesia sebagai kebanggaan bangsa, bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa.
5.      Cara pemerolehan bahasa yaitu berlangsung dalam situasi informal, tanpa beban dan diluar sekolah, pemilikan bahasa tidak melalui pembelajaran formal di lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah atau kursus, dilakukan tanpa sadar, dialami langsung oleh anak dan terjadi dalam konteks berbahasa yang bermakna.










DAFTAR PUSTAKA

Drs.M Zainal Falah S.Hud.1988.Tata Bahasa Indonesia.Yogyakarta:CV Karyono
Masnur Muslich.2010.Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi.Jakarta:Bumi Aksara
Darmiyati Zuchdi dan Budiasih.1996.Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Rendah.Yogyakarta
Drs. Masnur Muslich.1990.Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Malang:Ya3 Malang
Netaivney.blogspot.com
Ariefsz.blogspot.com
Iinfitria19.blogspot.com



  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar