BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Untuk bertahan hidup dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan, makhluk hidup menggunakan sistem
koordinasinya, berupa indera dan saraf, sebagai alat untuk mengenal apapun yang
ada di sekitarnya. Makhluk hidup bisa mengenal lingkungannya dengan indera, khususnya
menggunakan mata. Hewan, misalnya, dapat mengenali mangsanya lewat
penciumannya, pendengarannya, dan penglihatannya.
Namun tidak semua makhluk hidup mempunyai kesamaan dalam
indera dan saraf. Tiap makhluk hidup mempunyai indera sesuai dengan cara hidup
dan kebiasaannya, serta tidak semua makhluk hidup menggunakan semua alat
indranya untuk melakukan aktifitas. Contohnya pada hewan invetebrata seperti
protozoa hewan ini tidak memiliki indra, akan tetapi peka terhadap rangsangan,
Coloenterata menggunakan Tentakel sebagai alat peraba, cacing tanah memiliki
indra yang berada dipermukaan tubuhnya dan peka terhadap rangsangan. Hewan ini
hanya mampu membedakan antara gelap dan terang saja.
Hewan vertebrata mereka memiliki
sistem koodinasi atau alat indera yang sempurna. Hewan-hewan ini menggunakan
mata untuk melihat, hidung yang berfungsi sebagai indra pencium, tangan atau
kulit sebagai indra peraba dan telinga yang berfungsi sebagai indra pendengar.
Untuk mengetahui lebih lanjut dan lebih jelas mengenai sistem indera dan saraf
pada hewan, kami memaparkan penjelasan secara teori pada makalah ini.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan sistem
saraf?
2.
Bagaimana sistem saraf pada hewan
vertebrata?
3.
Bagaimana sistem saraf pada hewan invertebrata?
4.
Apakah yang dimaksud dengan sistem
indera?
5.
Apa saja macam-macam sistem indera?
6.
Bagaimana sistem indera pada hewan invertebrata?
7.
Bagaimana sistem indera pada hewan vertebrata?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
apa yang dimaksud dengan sistem saraf.
2. Mengetahui
sistem saraf pada hewan vertebrata.
3. Mengetahui
sistem saraf pada hewan invertebrata.
4. Mengetahui
apa yang dimaksud dengan sistem indera.
5. Mengetahui
macam-macam sistem indera.
6. Mengetahui
sistem indera pada hewan invertebrata.
7.
Mengetahui sistem indera pada hewan
vertebrata.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sistem Saraf
Saraf
merupakan salah satu kamponen sistem koordinasi pada tubuh hewan. Sistem saraf
dapat dilukiskan sebagai kumpulan neuron yang diorganisasikan sedemikian rupa
sehingga mampu mengoordinasikan berbagai aktivitas tubuh. Organisasi sistem
saraf pada hewan sangat bervariasi, tergantung pada tingkat perkembangan tubuh
masing-masing hewan.
Pada tingkat
yang paling sederhana, organisasi sistem saraf hanya tersusun atas sebuah
neuron dengan dendrit dan akson. Dendrit berfungsi sebagai reseptor dan ujung
akson membentuk sinapsdengan berupa jenis sel efektor (antara lain sel otot).
B. Sistem
Saraf pada Hewan Vertebrata
1. Ikan (Pisces)
Ikan
merupakan vertebrata yang paling rendah derajatnya dibandingkan vertebrata yang
lain. Ikan merupakan hewan yang memerlukan kemampuan bergerak yang memadai
untuk menghindar dari musuh dan menangkap mangsa. Selain itu ikan dituntut
memiliki keseimbangan yang bagus oleh karena itu ikan memiliki perkembangan
otak kecil yang lebih baik, sebab otak kecil atau serebellum, merupakan bagian pengontrol keseimbangan dan pusat
pergerakan.
2.
Katak
(Amfibi)
Sebagai
contoh adalah katak, Pada katak yang paling berkembang adalah penglihatannya oleh
karena itu bagian otak secara keseluruhan hanya berbentuk memanjang sebab
bagian otak kecilnya tidak begitu berkembang.
3.
Reptilia
Bangsa
reptil umumnya memiliki daya penciuman yang sangat tajam, oleh sebab itu bagian
otak yang merupakan pusat penciumannya lebih berkembang dan bentuknya lebih
besar dan memanjang kearah depan.
4.
Burung
(Aves)
Burung
merupakan hewan aktif yang banyak melakukan pergerakan serta memiiki
keseimbangan yang bagus terutama saat terbang. Beberapa burung juga memiliki
ketajaman penglihatan yang bagus. Karena itu, pusat koordinasi gerak dan
keseimbangan burung berkembang baik hal ini dapat terlihat dari adanya
lekukan-lekukan pada otak kecil burung yang menjadikan volume otak kecilnya
menjadi lebih besar.
5.
Mamalia
Mamalia merupakan
vertebarta yang memiliki derajat tertinggi dan hal ini terbukti dari
perkembangan otaknyapun dapat jelas terlihat dimana otak kecil dan otak
besarnya berkambang dengan baik dan ini jelas sesuai dengan aktifitas-aktifitas
yang dilakukan mamalia.
C. Sistem
Saraf pada Hewan Invertebrata
1. Sistem saraf pada Protozoa
Protozoa,
misalnya amoeba tidak mempunyai
susunan saraf, tetapi mempunyai kepekaan terhadap rangsang dari luar dan mampu
menanggapi rangsang tersebut, misalnya rangsangan yang berupa cahaya dan
sentuhan. Jika rangsangannya kuat, protozoa
menjauh,sebaliknya jika rangsang itu lemah, akan mendekat. Pada paramecium terdapat fibril yang peka
terhadap suhu dan sinar, serta berfungsi untuk mengatur gerakan silianya.
Gambar: sistem koordinasi amoeba
2. Sistem saraf pada Coelenterata
Hydra
memiliki sistem saraf difus. Disebut sistem saraf difus karena sel-sel saraf
masih tersebar dan saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala, maka juga
disebut saraf jala (jaring saraf).
Gambar: sistem koordinasi Hydra
3. Sistem saraf pada Echinodermata
Pada bintang laut memiliki sistem
saraf sirkuler yang terdiri dari cincin saraf yang melingkari kerongkongan
dengan cabang-cabangnya menuju ke setiap lengan.
Gambar: sistem koordinasi bintang laut
4. Sistem saraf pada Serangga
Sistem
saraf serangga juga terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi,
berupa sistem saraf tangga tali. Pada belalang sistem saraf pusat tersusun atas
kelompok-kelompok badan sel saraf yang disebut ganglia. Tiap-tiap ganglia dihubungkan oleh satu atau lebih tali-tali
saraf. Sementara itu, saraf tepi belalang tersusun oleh akson sensorik dan
akson motorik ke dan dari ganglia, (jamak dari ganglion). Ganglion merupakan
pusat pengolah rangsang. Ada
3 macam ganglion.
a. Ganglion kepala, menerima urat saraf
yang berasal dari mata dan antena.
b.
Ganglion
di bawah kerongkongan, mengkoordinasi aktivitas sensoris dan motoris rahang
bawah (mandibula), rahang atas (maksila), dan bibir bawah (labium).
c.
Ganglion
ruas-ruas badan berupa serabut-serabut saraf yang menuju ruas-ruas dada, perut,
dan alat-alat tubuh yang berdekatan. Ganglion bawah kerongkongan dan ganglion
ruas-ruas badan terletak dibawah saluran pencernaan. pada serangga terdapat 2
benang saraf yang membentang sejajar sepanjang tubuhnya dan menghubungkan
ganglion satu dengan ganglion yang lain.
Pada
serangga kelenjar endokrin lebih banyak digunakan untuk proses pertumbuhan dan
metamorfosis. Selama masa pertumbuhan, serangga akan menanggalkan
eksoskeletonnya secara berkala. Proses pergantian kulit ini disebut molting. Molting terjadi sampai stadium
dewasa. Hormon yang menyebabkan terjadinya molting adalah hormon ekdison.
Hormon ini dihasilkan dari kerja sama kelenjar protorasik yang terletak di
dalam dada dan hormon yang dihasilkan oleh otak. Otak serangga juga menghasilkan
hormon yang mempengaruhi proses metamorfosis, yaitu hormon juvenil. Hormon ini
berfungsi menghambat proses metamorfosis. Sekresi hormon juvenil yang cukup
akan membuat ekdison merangsang pertumbuhan larva. Namun, jika sekresi hormon
ini berkurang maka ekdison akan merangsang perkembangan pupa.
Gambar: sistem koordinasi
serangga
Sensitifitas terhadap tekanan dan sentuhan adalah
mekanoreseptor. Diantara
mekanoreseptor yang paling sederhana adalah ujung-ujung saraf yang ditemukan
pada jaringan ikat dikulit. Struktur sensori ini berfungsi sebagai filter
terhadap energi mekanik melalui berbagai cara. Pada antropoda ujung-ujung
sensori sensitif secara mekanik dihubungkan dengan erabut otot khususdan
sensila seperti rambut yang merentang pada eksos skeleton anntropoda.
Belalang akan mendekati sumber cahaya bila dalam keadaan
jauh dan akan menjauhinya bila dalam keadaan dekat. Hal ini dikarenakan oleh mata
mejemuk yang dimiliki oleh serangga yang berfungsi sabagai reseptor penglihatan
yang terpisah.Cahaya yang dapat masuk hanya cahaya yang masuk kedalam omatidium
yang paralel (atau hampir) dengan sumbu panjang yang mundur yang diserap oleh
pigmen-pegmen penyaring.Sifat faset dalam mata mejemuk pada serangga bertindak
sebagai lensa yang menghimpun khas cahaya dari seluruh bagian objek yang
dipandang dan meneruskannya kembali. Serangga akan menjauhi cahaya dalam jarak
dekat dikarenakan terlalu banyaknya cahaya yang masuk ke sistem mata mejemuk
yang hanya dapat menyaring cahaya dalam jumlah kecil.
Kemoreseptor pada insekta dalam hal ini adalah belalang
terlatak pada bagian mulut, antenna, dan kakinya. Oleh karena itu walaupun
gerakan beleleng menjauhi cahaya namun antenna dan kakinya bergerak
5. Sistem saraf pada cacing
Susunan
sistem saraf pada cacing berupa sistem tangga tali. Planaria, yang termasuk golongan cacing pipih memiliki sistem saraf
pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat Planaria terdapat pada otak disebut juga ganglion anterior. Otak ini berukuran kecil. Sistem saraf tepi
cacing berupa dua saluran yang menuju ke arah posterior, masing-masing saraf
tersebut berada di daerah lateral
tubuh cacing, keduanya dihubungkan oleh saraf penghubung. Saraf yang juga
tersusun simetri bilateral ini digunakan untuk merespon cahaya. Apabila cacing
pipih terkena sinar, otak akan memerintahkan cacing bergerak ke tempat gelap,
misalnya di bagian bawah batu.
Gambar:
sistem koordinasi Planaria dan Hirudinea
Berbeda dengan Planaria, Annelida
(misalnya lintah) mempunyai jumlah neuron
yang lebih banyak di bagian otak. Saraf yang terdapat di sepanjang tubuhnya
merupakan saraf ventral yang tersusun atas beberapa ganglion. Di dalam ganglion
terdapat interneuron yang mengoordinasi berbagai aksi pada setiap segmen.
D.
Pengertian
Sistem Indera
Sistem indera adalah bagian dari sistem
saraf yang berfungsi
untuk proses informasi indera. Di dalam sistem indera, terdapat reseptor indera, jalur saraf, dan bagian dari otak ikut serta dalam tanggapan indera.
Umumnya, sistem indera yang dikenal adalah penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan dan peraba.
E. Macam-Macam
Sistem Indera
1. Kemoreseptor
Yaitu alat indera
yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu indera pembau (hidung) dan
indera pengecap (lidah). Penciuman, penghiduan, atau olfaksi, adalah
penangkapan atau perasaan bau. Perasaan ini dimediasi oleh sel sensor
tespesialisasi pada rongga hidung vertebrata, dan dengan analogi, sel sensor
pada antena invertebrata.
Untuk hewan
penghirup udara, sistem olfaktori mendeteksi zat kimia asiri atau, pada kasus
sistem olfaktori aksesori, fase cair. Pada organisme yang hidup di air, seperti
ikan atau krustasea, zat kimia terkandung pada medium air di sekitarnya.
Penciuman, seperti
halnya pengecapan, adalah suatu bentuk kemosensor. Zat kimia yang mengaktifkan
sistem olfaktori, biasanya dalam konsentrasi yang sangat kecil, disebut dengan
bau.
2. Mekanoreseptor
Yaitu alata indera
yang merespon terhadap rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni
indera peraba (kulit) dan indera pendengaran (telinga). Pendengaran adalah
kemampuan untuk mengenali suara. Dalam manusia dan binatang bertulang belakang,
hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga,
syaraf-syaraf, dan otak.
Tidak semua suara
dapat dikenali oleh semua binatang. Beberapa spesies dapat mengenali amplitudo
dan frekuensi tertentu. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz.
Bila dipaksa mendengar frekuensi yang terlalu tinggi terus menerus, sistem
pendengaran dapat menjadi rusak.
3. Photoreseptor/ Fotoreseptor
Yaitu alat indera
yang merespon terhadap rangsangan cahaya seperti indera penglihatan atau mata.
Penglihatan adalah kemampuan untuk mengenali cahaya dan menafsirkannya, salah
satu dari indra. Alat tubuh yang digunakan untuk melihat adalah mata.
Banyak binatang
yang indra penglihatannya tidak terlalu tajam dan menggunakan indra lain untuk
mengenali lingkungannya, misalnya pendengaran untuk kelelawar.
F. Sistem
Indera pada Hewan Invetebrata
1.
Indera
pada Protozoa
Protozoa
pada umumnya tidak memiliki indera. Meskipun
demikian protozoa peka terhadap rangsangan, yaitu terhadap rangsang yang
lembut akan mendekat dan terhadap rangsang yang kuat akan menjauh.
Euglena salah satu
jenis protozoa memiliki bintik mata yang dapat menerima rangsang caha
2. Indera pada Bekicot
Bekicot memiliki
dua pasang tentakel yaitu sepasang tentakel panjang yang diujungnya terdapat
sepasang mata sebagai indera penglihat dan sepasang tentakel pendek yang
berfungsi sebagai inderaperaba.
3.
Indera
pada Cacing
Cacing tanah memiliki dua macam indera yang berkembang
dengan baik yaitu (1) indera penerima rangsang
cahaya yang terdapat di lapisan
kulit bagian dorsal, dan banyak terkumpul di daerah ujung tubuh terutama
di ujung anterior (2) sel-sel sensori
yang peka terhadap rangsang sentuhan. Pada Planaria, mempunyai bintik
mata yang fungsinya tidak untuk melihat tetapi peka terhadap rangsang cahaya.
4.
Indera
pada Serangga
Serangga
memiliki dua macam indera yang
berkembang dengan baik yaitu sepasang sungut yang berfungsi sebagai
alat peraba dan pencium. Serangga
memiliki indera penglihatan berupa mata tunggal (oseli), mata majemuk (mata
faset) dan ada pula yang memiliki keduanya. Mata tunggal umumnya berbentuk
segitiga, mata majemuk terdiri dari ribuan alat penerima rangsangan cahaya yang
disebut Omatidium. Setiap omatidiun terdiri dari lensa, sel konus,
pigmen, sel fotoreseptor, dan jatuh tegak lurus pada lensa. Omatidium dapat mendeteksi bentuk dan bayangan.
Hanya cahaya yang tegak
lurus yang dapat diterimanya.
Belalang memiliki sepasang potongan kecil sensori pada
antena, toraks dan abdomen yang sensitif terhadap panas. Bila potongan kecil itu dihilangkan maka
belalang tidak lagi merespon terhadap sumber panas.
Salah satu contoh dari insekta adalah belalang. Organ
reseptor belalang terdiri dari:
a. Organ
takstil→berupa antena, kaki yang paling besar, cerci, dan distal system kaki.
Fungsinya adalah sebagai tigmoreseptor.
b. Organ
olfaktori→antena
c. Organ
gustatori→antena
d. Organ
visual→mata majemuk dan mata oceli
e. Organ
audoti→terdiri dari membrane timpani
berupa cincin chitio. Di bagian apparatus terdapat organ muler yang
terdiri dari scolopidia.
f. Mata
majemuk pada belalang tidak terdapat batang/tangkai
g. Suara
yang berasal dari getaran tibial spiner (spina pada daerah tibia) pada kaki
belalang dan bagian vena sayap.
D. Sistem Indera pada Hewan Vertebrata
Pada dasarnya sistem
saraf vertebrata mirip dengan manusia, karena sama-sama mempunyai sistem saraf
pusat. Perbedaanya terletak pada tingkat kesempurnaanya (tingkat
perkembangannya). Hewan-hewan bertulang belakang memiliki otak yang dapat
dibedakan atas 3 bagian:
1) Otak depan
·
Tumbuh menjadi
otak besar dan lobus olfaktorius.
·
Otak besar untuk
belajar dan gerakan yang disadari.
·
Lobus
olfaktorius berfungsi sebagai lobus pembau.
2)
Otak tengah,
berfungsi sebagai lobus penglihatan.
3)
Otak belakang
§
Atap otak
belakang menebal membentuk otak kecil (cerebellum) yang berfungsi untuk keseimbangan
dan koordinasi gerakan.
§
Dasar otak
belakang membentuk sumsum penghubung (medula oblongata) sebagai pusat pengatur
denyut jantung, pembuluh darah dan gerakan pernapasan.
1.
Indera pada Ikan
Indera ikan yang
berkembang dengan baik adalah indera pembau dan indera penglihatannya. Indra
penglihatan pada ikan berupa sepasang mata yang dilindungi selaput yang tembus
cahaya. Mata ikan tidak
memiliki kelopak tetapi dilindungi oleh
selaput epidermis. Akomodasi dilakukan dengan cara mengubah kedudukan
lensa matanya. Telinga ikan hanya terdiri dari bagian dalam saja yang berfungsi
untuk menangkap getaran melalui tulang kepala. . Indera pencium pada ikan terdapat
didekat mulutnya. Untuk
mengetahui tekanan air ikan memiliki gurat sisi yang terletak di tengah
badan ikan membujur dari tutup insang
sampai ke ekor. mekanisme kerjanya adalah tekanan air à pori-pori gurat sisi à cairan gurat sisi
àsaraf àotak.
2.
Indera pada Katak
Indera katak
yang berkembang baik adalah mata dan pendengarannya. Mata katak tidak dapat berakomodasi.
Mata katak memiliki membrana niktitan atau selaput tidur yang terletak pada
kelopak mata bawah. Fungsinya adalah melindungi dan membersihkan bola mata.
Membran ini juga
berfungsi menjaga kelembaban mata selama didarat dan menghindari gesekan selama
di air. Alat pendengaran katak terdiri atas dua bagian yaitu bagian tengah dan dalam. Getaran suara pertama kali
diterima oleh gendang suara yang diteruskan ke tulang pendengaran selanjutnya
melalui cairan limfe diteruskan ke saraf pendengaran.
3. Indera
pada Reptil
Indera
reptilia yang berkembang denngan baik yaitu indera pembaunya yang disebut organ
Jacobson yang terletak di langit-langit rongga mulut. Lidah ular berfungsi membawa zat kimia berupa gas ke indera
pembaunya dengan cara difusi. Pada ular derik terdapat organa pit berbentuk
lubang di depan mata dan dapat mendeteksi radiasi sinar infra merah. Organa pit berfungsi menerima pancaran panas tubuh
musuhnya. Dalam keadaan gelap total, ular ini dapat menentukan lokasi
mangsanya.
4. Indera
pada Burung
Indera
burung yang berkembang
dengan baik adalah indera penglihatannya. Susunan mata burung serupa dengan
susunan mata mamalia. Umumnya
burung memiliki daya akomodasi yang sangat baik sehingga dapat melihat
mangsanya dari jauh. Pada
retinanya terdapat dua macam sel indera
penerima rangsang, yaitu
sel kerucut yang peka terhadap rangsang cahaya
yang kuat dan sel batang.yang peka terhadap rangsang cahaya yang lemah.
Burung yang hidup dan mencari makanan pada malam hari pada retinanya banyak
mengandung sel batang. Sedangkan burung yang hidup dan mencari makanan pada
retinanya banyak mengandung sel kerucut, contohnya burung hantu.
5. Indera
pada Mamalia
Indera mamalia umumnya berkembang dengan baik. Kepekaan indera pada masing-
masing mamalia berbeda- beda misalnnya kuncing, anjing mempunyai indera
pendengaran yang istimewa.
Selain indera pendengran, anjing memiliki indera pencium yang sangat tajam.
Anjing dapat mendengar bunyi
infrasonik yang getarannya kurang dari 20Hz. Kalelawar dapat menimbulkan dan
menerima getaran infrasonik.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Sistem saraf adalah kumpulan neuron yang
diorganisasikan sedemikian rupa sehingga mampu mengoordinasikan berbagai
aktivitas tubuh.
2. Macam-macam sistem indera antara lain:
kemoreseptor, mekanoreseptor dan photoreseptor/ fotoreseptor.
3. Sistem saraf pada masing-masing hewan
memiliki perbedaan.
4. Sistem indera pada msing-masing hewan
memiliki perbedaan.
B.
Saran
1.
Setelah
mempelajari tentang sistem indera dan saraf pada hewan, diharapkan agar kita
semakin bersyukur karena kita memiliki indera yang sempurna. kita juga
diharapkan agar mengerti dan memahami bahwa perbedaan dan keunikan
masing-masing organisme makhluk hidup merupakan kebesaran Tuhan yang
menciptakan makhluk-Nya berbeda-beda agar kehidupan di alam seimbang.
2.
DAFTAR
PUSTAKA
Astari Lolita. Sistem Syaraf Vertebrata. 2013. http://astarilolita.blogspot.com/2013/12/sistem-syaraf-vertebrata.html (diakses tanggal 3 Maret 2014)
http://amintabin.blogspot.com/2010/03/sistem-saraf-pada-vertebrata.html
(diakses tanggal 4 Maret 2014)
http://www.slideshare.net/elreerlestari/savedfiles?s_title=indera-hewan&user_login=AgustinusWiyarno
(diakses tanggal 4 Maret 2014)
http://senjadisoreitu.blogspot.com/2011/08/sistem-indera.html
(Diakses tanggal 4 Mei 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar