Selasa, 11 November 2014

Contoh Makalah Sistem syaraf dan indra pada hewan

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Untuk bertahan hidup dan menyesuaikan diri dengan lingkungan, makhluk hidup menggunakan sistem koordinasinya, berupa indera dan saraf, sebagai alat untuk mengenal apapun yang ada di sekitarnya. Makhluk hidup bisa mengenal lingkungannya dengan indera, khususnya menggunakan mata. Hewan, misalnya, dapat mengenali mangsanya lewat penciumannya, pendengarannya, dan penglihatannya.
Namun tidak semua makhluk hidup mempunyai kesamaan dalam indera dan saraf. Tiap makhluk hidup mempunyai indera sesuai dengan cara hidup dan kebiasaannya, serta tidak semua makhluk hidup menggunakan semua alat indranya untuk melakukan aktifitas. Contohnya pada hewan invetebrata seperti protozoa hewan ini tidak memiliki indra, akan tetapi peka terhadap rangsangan, Coloenterata menggunakan Tentakel sebagai alat peraba, cacing tanah memiliki indra yang berada dipermukaan tubuhnya dan peka terhadap rangsangan. Hewan ini hanya mampu membedakan antara gelap dan terang saja.
Hewan vertebrata mereka memiliki sistem koodinasi atau alat indera yang sempurna. Hewan-hewan ini menggunakan mata untuk melihat, hidung yang berfungsi sebagai indra pencium, tangan atau kulit sebagai indra peraba dan telinga yang berfungsi sebagai indra pendengar. Untuk mengetahui lebih lanjut dan lebih jelas mengenai sistem indera dan saraf pada hewan, kami memaparkan penjelasan secara teori pada makalah ini.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan sistem saraf?
2.      Bagaimana sistem saraf pada hewan vertebrata?
3.      Bagaimana sistem saraf pada hewan invertebrata?
4.      Apakah yang dimaksud dengan sistem indera?
5.      Apa saja macam-macam sistem indera?
6.      Bagaimana sistem indera pada hewan invertebrata?
7.      Bagaimana sistem indera pada hewan vertebrata?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem saraf.
2.      Mengetahui sistem saraf pada hewan vertebrata.
3.      Mengetahui sistem saraf pada hewan invertebrata.
4.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem indera.
5.      Mengetahui macam-macam sistem indera.
6.      Mengetahui sistem indera pada hewan invertebrata.
7.      Mengetahui sistem indera pada hewan vertebrata.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Sistem Saraf
Saraf merupakan salah satu kamponen sistem koordinasi pada tubuh hewan. Sistem saraf dapat dilukiskan sebagai kumpulan neuron yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga mampu mengoordinasikan berbagai aktivitas tubuh. Organisasi sistem saraf pada hewan sangat bervariasi, tergantung pada tingkat perkembangan tubuh masing-masing hewan.
Pada tingkat yang paling sederhana, organisasi sistem saraf hanya tersusun atas sebuah neuron dengan dendrit dan akson. Dendrit berfungsi sebagai reseptor dan ujung akson membentuk sinapsdengan berupa jenis sel efektor (antara lain sel otot).

B.     Sistem Saraf pada Hewan Vertebrata
1.      Ikan (Pisces)
Ikan merupakan vertebrata yang paling rendah derajatnya dibandingkan vertebrata yang lain. Ikan merupakan hewan yang memerlukan kemampuan bergerak yang memadai untuk menghindar dari musuh dan menangkap mangsa. Selain itu ikan dituntut memiliki keseimbangan yang bagus oleh karena itu ikan memiliki perkembangan otak kecil yang lebih baik, sebab otak kecil atau serebellum, merupakan bagian pengontrol keseimbangan dan pusat pergerakan.

2.      Katak (Amfibi)
Sebagai contoh adalah katak, Pada katak yang paling berkembang adalah penglihatannya oleh karena itu bagian otak secara keseluruhan hanya berbentuk memanjang sebab bagian otak kecilnya tidak begitu berkembang.



3.      Reptilia
Bangsa reptil umumnya memiliki daya penciuman yang sangat tajam, oleh sebab itu bagian otak yang merupakan pusat penciumannya lebih berkembang dan bentuknya lebih besar dan memanjang kearah depan.

4.      Burung (Aves)
Burung merupakan hewan aktif yang banyak melakukan pergerakan serta memiiki keseimbangan yang bagus terutama saat terbang. Beberapa burung juga memiliki ketajaman penglihatan yang bagus. Karena itu, pusat koordinasi gerak dan keseimbangan burung berkembang baik hal ini dapat terlihat dari adanya lekukan-lekukan pada otak kecil burung yang menjadikan volume otak kecilnya menjadi lebih besar.

5.      Mamalia
Mamalia merupakan vertebarta yang memiliki derajat tertinggi dan hal ini terbukti dari perkembangan otaknyapun dapat jelas terlihat dimana otak kecil dan otak besarnya berkambang dengan baik dan ini jelas sesuai dengan aktifitas-aktifitas yang dilakukan mamalia.

C.    Sistem Saraf pada Hewan Invertebrata
1.    Sistem saraf pada Protozoa
Protozoa, misalnya amoeba tidak mempunyai susunan saraf, tetapi mempunyai kepekaan terhadap rangsang dari luar dan mampu menanggapi rangsang tersebut, misalnya rangsangan yang berupa cahaya dan sentuhan. Jika rangsangannya kuat, protozoa menjauh,sebaliknya jika rangsang itu lemah, akan mendekat. Pada paramecium terdapat fibril yang peka terhadap suhu dan sinar, serta berfungsi untuk mengatur gerakan silianya.
http://biologiklaten.files.wordpress.com/2012/01/structure_of_amoeba_proteus1.gif?w=276&h=217
Gambar: sistem koordinasi amoeba

2.    Sistem saraf pada Coelenterata
Hydra memiliki sistem saraf difus. Disebut sistem saraf difus karena sel-sel saraf masih tersebar dan saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala, maka juga disebut saraf jala (jaring saraf).
http://content.tutorvista.com/biology_11/content/us/class11biology/chapter10/images/img45.jpeg
Gambar: sistem koordinasi Hydra

3.    Sistem saraf pada Echinodermata
Pada bintang laut memiliki sistem saraf sirkuler yang terdiri dari cincin saraf yang melingkari kerongkongan dengan cabang-cabangnya menuju ke setiap lengan.
http://biologiklaten.files.wordpress.com/2012/01/bintang-laut.jpeg?w=584
Gambar: sistem koordinasi bintang laut

4.    Sistem saraf pada Serangga
Sistem saraf serangga juga terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi, berupa sistem saraf tangga tali. Pada belalang sistem saraf pusat tersusun atas kelompok-kelompok badan sel saraf yang disebut ganglia. Tiap-tiap ganglia dihubungkan oleh satu atau lebih tali-tali saraf. Sementara itu, saraf tepi belalang tersusun oleh akson sensorik dan akson motorik ke dan dari ganglia, (jamak dari ganglion). Ganglion merupakan pusat pengolah rangsang. Ada 3 macam ganglion.
a.    Ganglion kepala, menerima urat saraf yang berasal dari mata dan antena.
b.    Ganglion di bawah kerongkongan, mengkoordinasi aktivitas sensoris dan motoris rahang bawah (mandibula), rahang atas (maksila), dan bibir bawah (labium).
c.    Ganglion ruas-ruas badan berupa serabut-serabut saraf yang menuju ruas-ruas dada, perut, dan alat-alat tubuh yang berdekatan. Ganglion bawah kerongkongan dan ganglion ruas-ruas badan terletak dibawah saluran pencernaan. pada serangga terdapat 2 benang saraf yang membentang sejajar sepanjang tubuhnya dan menghubungkan ganglion satu dengan ganglion yang lain.
Pada serangga kelenjar endokrin lebih banyak digunakan untuk proses pertumbuhan dan metamorfosis. Selama masa pertumbuhan, serangga akan menanggalkan eksoskeletonnya secara berkala. Proses pergantian kulit ini disebut molting. Molting terjadi sampai stadium dewasa. Hormon yang menyebabkan terjadinya molting adalah hormon ekdison. Hormon ini dihasilkan dari kerja sama kelenjar protorasik yang terletak di dalam dada dan hormon yang dihasilkan oleh otak. Otak serangga juga menghasilkan hormon yang mempengaruhi proses metamorfosis, yaitu hormon juvenil. Hormon ini berfungsi menghambat proses metamorfosis. Sekresi hormon juvenil yang cukup akan membuat ekdison merangsang pertumbuhan larva. Namun, jika sekresi hormon ini berkurang maka ekdison akan merangsang perkembangan pupa.
Gambar: sistem koordinasi serangga
Sensitifitas terhadap tekanan dan sentuhan adalah mekanoreseptor. Diantara mekanoreseptor yang paling sederhana adalah ujung-ujung saraf yang ditemukan pada jaringan ikat dikulit. Struktur sensori ini berfungsi sebagai filter terhadap energi mekanik melalui berbagai cara. Pada antropoda ujung-ujung sensori sensitif secara mekanik dihubungkan dengan erabut otot khususdan sensila seperti rambut yang merentang pada eksos skeleton anntropoda.
Belalang akan mendekati sumber cahaya bila dalam keadaan jauh dan akan menjauhinya bila dalam keadaan dekat. Hal ini dikarenakan oleh mata mejemuk yang dimiliki oleh serangga yang berfungsi sabagai reseptor penglihatan yang terpisah.Cahaya yang dapat masuk hanya cahaya yang masuk kedalam omatidium yang paralel (atau hampir) dengan sumbu panjang yang mundur yang diserap oleh pigmen-pegmen penyaring.Sifat faset dalam mata mejemuk pada serangga bertindak sebagai lensa yang menghimpun khas cahaya dari seluruh bagian objek yang dipandang dan meneruskannya kembali. Serangga akan menjauhi cahaya dalam jarak dekat dikarenakan terlalu banyaknya cahaya yang masuk ke sistem mata mejemuk yang hanya dapat menyaring cahaya dalam jumlah kecil.
Kemoreseptor pada insekta dalam hal ini adalah belalang terlatak pada bagian mulut, antenna, dan kakinya. Oleh karena itu walaupun gerakan beleleng menjauhi cahaya namun antenna dan kakinya bergerak

5.    Sistem saraf pada cacing
Susunan sistem saraf pada cacing berupa sistem tangga tali. Planaria, yang termasuk golongan cacing pipih memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat Planaria terdapat pada otak disebut juga ganglion anterior. Otak ini berukuran kecil. Sistem saraf tepi cacing berupa dua saluran yang menuju ke arah posterior, masing-masing saraf tersebut berada di daerah lateral tubuh cacing, keduanya dihubungkan oleh saraf penghubung. Saraf yang juga tersusun simetri bilateral ini digunakan untuk merespon cahaya. Apabila cacing pipih terkena sinar, otak akan memerintahkan cacing bergerak ke tempat gelap, misalnya di bagian bawah batu.



                        
Gambar: sistem koordinasi Planaria dan Hirudinea
Berbeda dengan Planaria, Annelida (misalnya lintah) mempunyai jumlah   neuron yang lebih banyak di bagian otak. Saraf yang terdapat di sepanjang tubuhnya merupakan saraf ventral yang tersusun atas beberapa ganglion. Di dalam ganglion terdapat interneuron yang mengoordinasi berbagai aksi pada setiap segmen.

D.    Pengertian Sistem Indera
Sistem indera adalah bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses informasi indera. Di dalam sistem indera, terdapat reseptor indera, jalur saraf, dan bagian dari otak ikut serta dalam tanggapan indera.
Umumnya, sistem indera yang dikenal adalah penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan dan peraba.

E.     Macam-Macam Sistem Indera
1.      Kemoreseptor
Yaitu alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu indera pembau (hidung) dan indera pengecap (lidah). Penciuman, penghiduan, atau olfaksi, adalah penangkapan atau perasaan bau. Perasaan ini dimediasi oleh sel sensor tespesialisasi pada rongga hidung vertebrata, dan dengan analogi, sel sensor pada antena invertebrata.
Untuk hewan penghirup udara, sistem olfaktori mendeteksi zat kimia asiri atau, pada kasus sistem olfaktori aksesori, fase cair. Pada organisme yang hidup di air, seperti ikan atau krustasea, zat kimia terkandung pada medium air di sekitarnya.
Penciuman, seperti halnya pengecapan, adalah suatu bentuk kemosensor. Zat kimia yang mengaktifkan sistem olfaktori, biasanya dalam konsentrasi yang sangat kecil, disebut dengan bau.

2.      Mekanoreseptor
Yaitu alata indera yang merespon terhadap rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indera peraba (kulit) dan indera pendengaran (telinga). Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara. Dalam manusia dan binatang bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak.
Tidak semua suara dapat dikenali oleh semua binatang. Beberapa spesies dapat mengenali amplitudo dan frekuensi tertentu. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. Bila dipaksa mendengar frekuensi yang terlalu tinggi terus menerus, sistem pendengaran dapat menjadi rusak.

3.      Photoreseptor/ Fotoreseptor
Yaitu alat indera yang merespon terhadap rangsangan cahaya seperti indera penglihatan atau mata. Penglihatan adalah kemampuan untuk mengenali cahaya dan menafsirkannya, salah satu dari indra. Alat tubuh yang digunakan untuk melihat adalah mata.
Banyak binatang yang indra penglihatannya tidak terlalu tajam dan menggunakan indra lain untuk mengenali lingkungannya, misalnya pendengaran untuk kelelawar.



F.     Sistem Indera pada Hewan Invetebrata
1.      Indera pada Protozoa
Protozoa pada umumnya tidak memiliki indera. Meskipun  demikian protozoa peka terhadap rangsangan, yaitu terhadap rangsang yang lembut akan mendekat dan terhadap rangsang yang kuat akan menjauh. Euglena salah satu jenis protozoa memiliki bintik mata yang dapat menerima rangsang caha
2.      Indera pada Bekicot
Bekicot memiliki dua pasang tentakel yaitu sepasang tentakel panjang yang diujungnya terdapat sepasang mata sebagai indera penglihat dan sepasang tentakel pendek yang berfungsi sebagai inderaperaba.
3.      Indera pada Cacing
Cacing tanah memiliki dua macam indera yang berkembang dengan baik yaitu (1) indera penerima rangsang  cahaya yang terdapat di lapisan  kulit bagian dorsal, dan banyak terkumpul di daerah ujung tubuh terutama di ujung anterior (2) sel-sel sensori  yang peka terhadap rangsang sentuhan. Pada Planaria, mempunyai bintik mata yang fungsinya tidak untuk melihat tetapi peka terhadap rangsang cahaya.
 












4.      Indera pada Serangga
Serangga memiliki  dua macam indera yang berkembang dengan baik yaitu sepasang sungut yang berfungsi  sebagai  alat peraba dan pencium. Serangga memiliki indera penglihatan berupa mata tunggal (oseli), mata majemuk (mata faset) dan ada pula yang memiliki keduanya. Mata tunggal umumnya berbentuk segitiga, mata majemuk terdiri dari ribuan alat penerima rangsangan cahaya yang disebut Omatidium. Setiap omatidiun terdiri dari lensa, sel konus, pigmen, sel fotoreseptor, dan jatuh tegak lurus pada lensa. Omatidium dapat mendeteksi bentuk dan bayangan. Hanya cahaya yang tegak lurus yang dapat diterimanya.
Belalang memiliki sepasang potongan kecil sensori pada antena, toraks dan abdomen yang sensitif terhadap panas. Bila potongan kecil itu dihilangkan maka belalang tidak lagi merespon terhadap sumber panas.
Salah satu contoh dari insekta adalah belalang. Organ reseptor belalang terdiri dari:
a.       Organ takstil→berupa antena, kaki yang paling besar, cerci, dan distal system kaki. Fungsinya adalah sebagai tigmoreseptor.
b.      Organ olfaktori→antena
c.       Organ gustatori→antena
d.      Organ visual→mata majemuk dan mata oceli
e.       Organ audoti→terdiri dari membrane timpani  berupa cincin chitio. Di bagian apparatus terdapat organ muler yang terdiri dari scolopidia.
f.       Mata majemuk pada belalang tidak terdapat batang/tangkai
g.      Suara yang berasal dari getaran tibial spiner (spina pada daerah tibia) pada kaki belalang dan bagian vena sayap.


D.    Sistem Indera pada Hewan Vertebrata
Pada dasarnya sistem saraf vertebrata mirip dengan manusia, karena sama-sama mempunyai sistem saraf pusat. Perbedaanya terletak pada tingkat kesempurnaanya (tingkat perkembangannya). Hewan-hewan bertulang belakang memiliki otak yang dapat dibedakan atas 3 bagian:
1)      Otak depan
·        Tumbuh menjadi otak besar dan lobus olfaktorius.
·        Otak besar untuk belajar dan gerakan yang disadari.
·        Lobus olfaktorius berfungsi sebagai lobus pembau.
2)      Otak tengah, berfungsi sebagai lobus penglihatan.
3)      Otak belakang
§  Atap otak belakang menebal membentuk otak kecil (cerebellum) yang berfungsi untuk keseimbangan dan koordinasi gerakan.
§  Dasar otak belakang membentuk sumsum penghubung (medula oblongata) sebagai pusat pengatur denyut jantung, pembuluh darah dan gerakan pernapasan.

1.      Indera pada Ikan
Indera ikan yang berkembang dengan baik adalah indera pembau dan indera penglihatannya. Indra penglihatan pada ikan berupa sepasang mata yang dilindungi selaput yang tembus cahaya. Mata ikan tidak memiliki kelopak tetapi dilindungi oleh  selaput epidermis. Akomodasi dilakukan dengan cara mengubah kedudukan lensa matanya. Telinga ikan hanya terdiri dari bagian dalam saja yang berfungsi untuk menangkap getaran melalui tulang kepala. . Indera pencium pada ikan terdapat didekat mulutnya. Untuk mengetahui tekanan air ikan memiliki gurat sisi yang terletak di tengah badan  ikan membujur dari tutup insang sampai ke  ekor. mekanisme  kerjanya adalah  tekanan air à pori-pori gurat sisi à cairan gurat sisi àsaraf àotak.

2.     

Indera pada Katak

Indera katak yang berkembang baik adalah mata dan pendengarannya. Mata katak tidak dapat berakomodasi. Mata katak memiliki membrana niktitan atau selaput tidur yang terletak pada kelopak mata bawah. Fungsinya adalah melindungi dan membersihkan  bola mata. Membran ini juga berfungsi menjaga kelembaban mata selama didarat dan menghindari gesekan selama di air.  Alat pendengaran katak terdiri atas dua bagian yaitu bagian  tengah dan dalam. Getaran suara pertama kali diterima oleh gendang suara yang diteruskan ke tulang pendengaran selanjutnya melalui cairan limfe diteruskan ke saraf pendengaran.

3.    Indera pada Reptil
Indera reptilia yang berkembang denngan baik yaitu indera pembaunya yang disebut organ Jacobson yang terletak di langit-langit rongga mulut. Lidah ular berfungsi  membawa zat kimia berupa gas ke indera pembaunya dengan cara difusi. Pada ular derik terdapat organa pit berbentuk lubang di depan mata dan dapat mendeteksi radiasi sinar infra merah. Organa pit  berfungsi menerima pancaran panas tubuh musuhnya. Dalam keadaan gelap total, ular ini dapat menentukan lokasi mangsanya.
4.      Indera pada Burung
Indera burung yang berkembang dengan baik adalah indera penglihatannya. Susunan mata burung serupa dengan susunan mata mamalia. Umumnya burung memiliki daya akomodasi yang sangat baik sehingga dapat melihat mangsanya dari jauh. Pada retinanya terdapat  dua macam sel indera penerima rangsang, yaitu sel  kerucut yang peka terhadap rangsang cahaya yang kuat dan sel batang.yang peka terhadap rangsang cahaya yang lemah.
Burung yang hidup dan mencari makanan pada malam hari pada retinanya banyak mengandung sel batang. Sedangkan burung yang hidup dan mencari makanan pada retinanya banyak mengandung sel kerucut, contohnya burung hantu.

5.    Indera pada Mamalia
Indera mamalia umumnya berkembang dengan baik. Kepekaan indera pada masing- masing mamalia berbeda- beda misalnnya kuncing, anjing mempunyai indera pendengaran yang istimewa.
Selain indera pendengran, anjing memiliki indera pencium yang sangat tajam. Anjing dapat mendengar bunyi infrasonik yang getarannya kurang dari 20Hz. Kalelawar dapat menimbulkan dan menerima getaran infrasonik.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Sistem saraf adalah kumpulan neuron yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga mampu mengoordinasikan berbagai aktivitas tubuh.
2.      Macam-macam sistem indera antara lain: kemoreseptor, mekanoreseptor dan photoreseptor/ fotoreseptor.
3.      Sistem saraf pada masing-masing hewan memiliki perbedaan.
4.      Sistem indera pada msing-masing hewan memiliki perbedaan.

B.     Saran
1.      Setelah mempelajari tentang sistem indera dan saraf pada hewan, diharapkan agar kita semakin bersyukur karena kita memiliki indera yang sempurna. kita juga diharapkan agar mengerti dan memahami bahwa perbedaan dan keunikan masing-masing organisme makhluk hidup merupakan kebesaran Tuhan yang menciptakan makhluk-Nya berbeda-beda agar kehidupan di alam seimbang.


2.       
DAFTAR PUSTAKA

Astari Lolita. Sistem Syaraf Vertebrata. 2013. http://astarilolita.blogspot.com/2013/12/sistem-syaraf-vertebrata.html (diakses tanggal 3 Maret 2014)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar